Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah
:
SMK Negeri 2
Karanganyar
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti
Kelas/Semester :
X/ Genap
Materi Pokok : Strategi Dakwah Rasululloh Periode Madinah
Alokasi Waktu
: 3 x 3 Jam Pelajaran (JP)
A.
Kompetensi
Inti (KI):
1
|
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
2
|
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,santun,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional
|
3
|
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora Dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
4
|
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara:
efektif,kreatif,produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,komunikatif,
dan solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan
|
B.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :
1.11
|
1.11 Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW
di Madinah
|
|
1.11.1
Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW
di Madinah
1.11.2 Memperjelas kebenaran
dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
1.11.3 Menganut
kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
2.11
|
2.11 Menunjukkan sikap
semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah
Nabi di Madinah
|
|
2.11.1
Membangun
sikap semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah
strategi dakwah Nabi di Madinah
2.11.2
Merembuk sikap
semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah
Nabi di Madinah
|
3.11
|
3.11 .1 Menganalisis
substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
|
.11.1 Mengididentifikasi substansi, strategi,
dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
3.11.2 Merinci substansi, strategi, dan
keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
4.11
|
4.11 Menyajikan
keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi
Muhammad SAW di Madinah
|
|
4.11.1 Mengemas keterkaitan
antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di
Madinah
|
C.
Tujuan
Pembelajaran :
Melalui model pembelajaran Kajian Nilai Lintas Kelompok (Cross Over Groups Discussion of Value) dengan metode Make a Match, Silaturahmi peserta didik dapat menganalisis dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
D.
Materi Pembelajaran
E. Meyakini
kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan
kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah
Menganalisis substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad
SAW di Madinah
Menyajikan keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan
dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
F.
Metode Pembelajaran :
1. Silaturahmi
Activities
2. Picture
Commnent
G.
Media
Pembelajaran :
1. Laptop
dan LCD Projector
2. MPI
(Multimedia Pembelajaran Interaktif)
3. Video
H.
Sumber
Belajar :
1.
Al-Qur’an dan terjemahnya, Depag RI
2.
Buku teks pesera didik PAI dan Budi Pekerti SMA
Kelas X
3.
Kitab Tafsir (al-Maraghi, Jalalain, dll).
4.
Kitab Hadits
5.
Internet (www.youtube.com/...)
I.
Langkah-langkah
Pembelajaran:
Pertemuan Pertama:
NO
|
Kegiatan Pembelajaran
|
HOTS/4C/
Karakter/
Literasi
|
Alokasi
Waktu
|
|
Pendahuluan
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Memberi Salam
Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
Meminta pesera didik memimpin doa
Membaca ayat quran
Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai:
Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Melakukan motivasi
dan appersepsi video
tentang kekerasan pelajar
Mengajukan pertanyaan bagaimana hubungan antara
tayangan video dengan materi al-asmaul husna
|
Pembinaan Karakter
Pembinaan Karakter
Pembinaan
Karakter
Literasi
HOTS
Literasi
|
10 Menit
|
|
Kegiatan Inti:
Model Pembelajaran “Kajian Nilai Lintas Kelompok” (Cross Over Groups Investigation of Value) dengan metode
MAKE A
MATCH DAN SILATURAHMI ACTIVITIES dan
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
|
Peserta didik duduk menjadi 5 kelompok
Peserta
didik mengamati guru yang sedang mendemonstrasikan
kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah Peserta didik
mengeskplorasi fitur-fitur dalam kebenaran
dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Peserta didik mengidentifikasi masalah dengan
bimbingan guru dan
masalah tersebut ditulis di kertas plano (opinion
making)
Peserta didik diberi kesempatan untuk curah pendapat dalam
membentuk hipotesis / pernyataan/pertanyaan (decision making)
Setiap
kelompok memilih satu hipotesa/pernyataan/pertanyaan terbaik (action)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan langkah-langkah
yang sesuai dengan masalah yang akan didiskusikan
di kelompok masing-masing
bagan/rangkuman
poin-poin penting dalam kertas plano dan menempelkan di tempat yang telah
disediakan
Perwakilan
kelompok bersilaturahmi ke
kelompok-kelompok lain untuk menggali, bertukar informasi, menemukan contoh
perilaku yang mencerminkan kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah Informasi atau materi
yang didapatkan dari kelompok lain disampaikan kepada anggota kelompoknya masing-masing
Peserta
didik bersama guru menyimpulkan hasil diskusi (depending value
|
Kolaborasi
Berfikir kritis
Kreatif
HOTS
Berpikir Kritis
Kolaborasi
Literasi
Kolaborasi
Komunikasi
HOTS
|
30 Menit
|
|
A.
Kegiatan
Penutup
B.
|
|
|
1
2
3
4
5
|
Peserta didik menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dalam proses pembelajaran melalui
kegiatan refleksi
Peserta didik menerima umpan
balik yang berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran
Peserta didik menerima
informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
Peserta didik mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama-sama
Penutup
|
Pembinaan Karakter
|
5 Menit
|
Pertemuan Kedua:
NO
|
Kegiatan Pembelajaran
|
HOTS/4C/
Karakter/
Literasi
|
Alokasi
Waktu
|
|
Pendahuluan
|
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Memberi Salam
Mengabsen, mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
Meminta pesera didik memimpin doa
Membaca ayat quran
Menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai:
Memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Melakukan appersepsi:
|
Pembinaan Karakter
Pembinaan Karakter
Pembinaan Karakter
Literasi
|
5 Menit
|
|
Kegiatan Inti:
1.
Model Pembelajaran “Kajian Nilai Lintas Kelompok” (Cross Over Groups Investigation of Value) dengan metode Picture Commnent
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Peserta didik duduk menjadi 5 kelompok
Guru
menayangkan gambar yang berkaitan dakwah Nabi Muhammad SAW
di Madinah
Setiap
kelompok melakukan diskusi untuk menemukan kaitan gambar kebenaran dakwah Nabi
Muhammad SAW di Madinah Setiap kelompok menentukan dan mempresentasikan
kaitan gambar dengan
ditempat yang telah disediakan
Perwakilan
kelompok memberikan apresiasi dengan cara membubuhkan tanda bintang diatas
karya tersebut. (empat bintang : sangat baik, tiga bintang: baik, dua
bintang: cukup baik, satu bintang:kurang).
Karya
yang paling banyak mendapatkan tanda bintang dikukuhkan sebagai karya terbaik.
Peserta
didik bersama guru menyimpulkan hasil diskusi (depending value)
Guru memberikan penguatan dengan menanamkan nilai-nilai
karakter seperti adil, tanggung jawab, kerjasama, nasionalisme
|
Kolaborasi
Kolaborasi
Komunikasi
Kreatif
Komunikasi
HOTS
Kritik
Pembinaan
Karakter
Pembinaan
Karakter
|
35 Menit
|
|
C.
Kegiatan
Penutup
|
|
|
1
2
3
|
Refleksi
Menyampaikan
rencana untuk pembelajaran pertemuan yang akan datang
Doa dan
penutup
|
Pembinaan Karakter
|
5
Menit
|
Pertemuan ketiga
NO
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
HOTS/4C/
Karakter/
Literasi
|
Alokasi Waktu
|
|
Pendahuluan
|
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Memberi Salam
Mengabsen,
mengecek kerapihan berpakaian, kebersihan kelas.
Meminta
pesera didik memimpin doa
Membaca
ayat quran
Menyampaikan
penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai:
Memberikan
penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
Melakukan appersepsi:
|
Pembinaan Karakter
Pembinaan Karakter
Pembinaan Karakter
Literasi
|
5 Menit
|
|
Kegiatan
Inti:
Evaluasi dan latihan soal
|
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Peserta didik duduk menjadi 2
berhadapan
Peserta didik melakukan undian untuk memilih pertama yang membaca soal
Perserta didik yang satu
membacakan soal pilihan ganda dan yang lainnya menjawab pada lembar jawaban
Lembar jawaban dikoreksi bersama
dan berdiskusi antara pembaca soal dan peserta yang menjawab
Bergantian dengan soal jawaban
singkat yang berbeda dan peserta yang menjawab soal menulis pada lembar
jawaban
Lembar jawaban dikoreksi bersama
dan berdiskusi antara pembaca soal dan peserta yang menjawab
Guru mengumpulkan daftar jawaban
beserta nilainya dan memasukkan ke dalam buku nilai
Guru memberikan penguatan dengan
menanamkan nilai-nilai karakter seperti adil, tanggung jawab, kerjasama,
nasionalisme
|
Kolaborasi
Kolaborasi
Komunikasi
kreatif
Komunikasi
HOTS
Kritik
Pembinaan Karakter
|
35 Menit
|
|
D.
Kegiatan
Penutup
|
|
|
1
2
3
|
Peserta didik menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan refleksi
Peserta didik menerima umpan balik yang berkaitan
dengan proses dan hasil pembelajaran
Peserta didik menerima informasi tentang materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
Peserta didik mengakhiri
kegiatan pembelajaran dengan berdoabersama-sama
Penutup
|
Pembinaan Karakter
|
5 Menit
|
J.
Penilaian
Hasil Pembelajaran :
1.Sikap
Teknik
penilaian : Penilaian diri
Instrumen penilaian :
Nama Siswa
Kelas
/ Semester
|
:
:
|
..........................................
X /Gasal
|
|||||||||
Teknik
Penilaian
|
:
|
Penilaian
diri .
|
|||||||||
Penilai
|
:
|
Diri sendiri
|
|||||||||
No.
|
Pernyataan
|
Pilihan
Jawaban
|
Skor
|
||||||||
Sangat Setuju
|
Setuju
|
Tidak setuju
|
|||||||||
1
|
Meyakini
bahwa menghormati hak dan kewajiban orang lain merupakan perintah Allah SWT
|
|
|
|
|
||||||
2
|
Meyakini bahwa Allah
SWT. mencintai manusia yang memiliki perilaku keluhuran budi
|
|
|
|
|
||||||
3
|
Meyakini bahwa Allah
SWT. mencintai manusia yang memiliki perilaku kokoh pendirian
|
|
|
|
|
||||||
4
|
Meyakini bahwa Allah
SWT. mencintai manusia yang memiliki perilaku pemberi rasa aman
|
|
|
|
|
||||||
5
|
Meyakini bahwa Allah
SWT. mencintai manusia yang memiliki perilaku tawakal
|
|
|
|
|
||||||
6.
|
Meyakini bahwa Allah
SWT. mencintai manusia yang memiliki perilaku adil
|
|
|
|
|
||||||
Jumlah
Skor
|
|
|
|
|
|
||||||
Keterangan
|
Nilai
|
Nilai Akhir
|
|||||||||
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-Ragu
|
= Skor 3
= Skor 2
= Skor 1
|
Skor yang
diperoleh
-------------- X 100
= ----
Skormaksimal
|
|
|
|||||||
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
|
|||||||||||
Sikap ( observasi)
Format Penilaian menggunakan panduan observasi
Satuan pendidikan :
SMK MUHAMMADIYAH BAWANG
Tahun pelajaran :
2016/2017
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
No.
|
Hari/tgl
|
Nama Siswa
|
Kejadian
|
Butir Sikap
|
Tindak lanjut
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tes Tertulis
Kisi-kisi Soal
Kompetensi Dasar
|
IndikatorSoal
|
No soal
|
Ket
|
Menganalisis
substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
. Mengididentifikasi substansi, strategi,
dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
1
|
|
Merinci substansi, strategi, dan keberhasilan
dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
|
2
|
|
Soal-soal:
No
|
Butir – butir Soal
|
Kunci Jawaban
|
1.
|
Kapan Rasulullah mulai
berakwah di Mdinah?
|
|
2.
|
Apakah substansi dakwah
Rasulullah di madinah?
|
|
3
|
Strategi apakah yang
lakukan Rasulullah pada saat dakwah di Madinah?
|
|
4.
|
Apakah hikmah yang dapat
kita ambil dari perjuangan Rasulullah di madinah?
|
|
Kunci Jawaban:
Pedoman Penskoran
No
|
Kunci
jawaban
|
Skor
|
1
|
Jawaban Benar dan
lengkap
|
10
|
2
|
Jawaban benar tidak
lengkap
|
5
|
3
|
Jawaban salah
|
0
|
Keterampilan
Guru
melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam pengamatan pada saat
pelaksanaan diskusi.
No
|
Nama
Siswa
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
maks
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
Skor
maks
|
Tindak
lanjut
|
||||
1
|
2
|
3
|
T
|
TT
|
R
|
P
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dst
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
T : Tuntas mencapai nilai (disesuaikan dengan
nilai KKM )
TT : Tidak tuntas bila di lihat dari nilai KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Aspek
dan rubik penilaian:
1.
Kejelasan dan kedalaman informasi.
a.
Jika kelompok tersebut bisa memberikan
kejelasan dan pedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30.
b.
Jika kelompok tersebut bisa memberikan
penjelasan dan pedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
c.
Jika kelompok tersebut bisa memberikan
penjelasan dan pendalaman informasi kurang lengkap dan kurang sempurna, skor
10.
2.
Keaktipan dalam diskusi.
a.
Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif
dalam diskusi, skor 30.
b.
Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam
diskusi, skor 20.
c.
Jika kelompok kurang aktif dalam diskusi
diberi, skor 10.
3.
Kejelasan dan kerapian persentasi.
a.
Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan
dengan jelas dan rapi, skor 40.
b.
Jika kelompok tersebut dapat mempersentasikan
dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 30.
c. Jika
kelompok tersebut dapat mempersentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi,
skor 20.
Karanganyar, 13 Juli 2017
|
||
Verifikasi
|
GURU PAI
|
|
Dra. Sri Bidayatiningsih
|
Mengetahui
|
Sutrisno, S.Pd.I, M.Pd
|
NIP 19660813 199512 2 002
|
Kepala SMK Negeri 2 Karanganyar
|
NIP. 19850327 2010201 1 017
|
Drs. Wahyu Widodo, MT
|
||
NIP
19601019 199412 1 001
|
Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW
di Madinah
Amatilah gambar berikut, lalu tulislah pesan-pesan moral atau komentar
kritis yang mengarah kepada “membangun dan menjaga persaudaraan (ukhuwah)” !
Muhammad seorang yang sangat mulia, dalam kedudukan yang demikian tinggi ia
tetap rendah hati, wajahnya selalu manis dan bibirnya senantiasa menyungging
senyuman, baik terhadap orang yang terhormat maupun kepada yang berkedudukan
rendah (Sedillot)
Dari kecil hingga dewasa Muhammad
merupakan manusia yang paling agung. Ia seorang yang tinggi kesopanannya,
pemaaf, pandai menjawab pertanyaan orang, lancar berbicara, perkataannya dapat
dipegang, jauh dari keji, dan terkenal sebagai al amin, yang dapat dipercaya
(Sedillot).
Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW di
Madinah
Tiga belas tahun lamanya nabi Muhammad berdakwah di Mekah,
berbagai hinaan, celaan, dan penyiksaan diterima dan dialami oleh nabi dan
pengikut-pengikutnya. Dakwah nabi Muhammad kebanyakan diterima oleh golongan
orang-orang miskin dan budak. Sementara itu, para bangsawan dan pemuka-pemuka
Quraisy berupaya keras mematahkan dakwah nabi. Akibatnya, perkembangan dakwah
di Mekah berjalan lamban. Selain itu, penentangan dan perlawanan Quraisy
semakin keras dengan melakukan penyiksaan sadis terhadap para sahabat. Untuk
menghindari penyiksaan nabi menyarankan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke
Abisinia.
Dakwah nabi terus berlanjut bahkan, nabi mencoba berdakwah
kepada orang-orang Arab non Quraisy. Ia mencoba mengajak penduduk Thaif namun
ia di tolak, dicaci, dimaki dan dilempari. Kemudian nabi mencoba berdakwah
kepada orang-orang Madinah (Yasrib),
yang datang setiap tahun melaksanakan ibadah haji. Dakwah nabi mendapat sambutang
hangat yang akhirnya melahir perjanjian aqabah. Dari pertemuan ini, nabi
melihat bintang cemerlang Islam ada di Madinah dan karena itu iapun
memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah. Beberapa saat
kemudian nabi Muhammad dengan ditemani oleh Abu bakar bin Quhafah juga
berhijrah ke sana.
A. Substansi
Dakwah Nabi di Madinah
1. Kebebasan
Beragama
Tujuan ajaran yang dibawa nabi adalah memberikan ketenangan
kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum muslimin,
Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan
demikian nabi memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan nasrani
yang meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan
agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan
jaminan dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan
terhormat.
Menentang kebebasan berarti memperkuat kebatilan dan
menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran
yang ada dalam hati nurani manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia
dengan alam semesta (sampai akhir zaman), yaitu hubungan rasa kasih sayang dan
persatuan, bukan rasa kebencian dan kehancuran.
2. Azan,
Shalat, Zakat, dan Puasa
Ketika nabi tiba di Madinah, bila waktu shalat tiba,
orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan
terompet, seperti Yahudi, namun nabi tidak menyukainya; lalu ada yang
mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani. Menurut satu sumber, atas usul Umar
bin Khattab dan kaum muslimin dan menurut sumber lain berdasarkan perintah
Allah melalui wahyu, panggilan shalat dilakukan dengan azan. Selanjutnya nabi
memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lapaz azan
kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu shalat tiba, karena Bilal
memiliki suara yang merdu.
Bila tiba waktu Shalat Bilal naik ke atas rumah seorang
perempuan bani Najjar yang lebih tinggi dari mesjid dan berada di dekat mesjid
untuk menyerukan azan dengan lapaz:
الله أكبر الله أكبر أشهد أن لا اله الا الله أشهد أن لا اله
الا الله أشهد أن محمدا رسول الله أشهد أن محمدا رسول الله حي على الصلاة حي على
الصلاة حي على الفلاح حي على الفلاح الله أكبر الله أكبر لا اله الا الله
Kewajiban shalat yang diterima pada saat mi’raj,
menjelang berakhirnya priode Mekah terus dimantapkan kepada para pengikutnya.
Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini
telah pula diwajibkan setiap bulan ramadlan. Demikian pula halnya dengan zakat.
Bahkan setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab nabi mengutus
pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut zakat.
3. Khutbah
Wada’
Pada tahun ke-10 H (631 M) nabi melaksanakan haji wada’
(haji terakhir). Dalam kesempatan ini nabi menyampai khutbah yang sangat
bersejarah. Ketika matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang
bernama al Qaswa’ nabi berangkat dan tiba di lembah yang berada di Uranah. Di
tempat ini, dari atas untanya nabi memanggil orang-orang, dan diulang-ulang
panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf.
Setelah berucap syukur dan puji kepada Allah nabi
menyampaikan pidatonya. Khutbah nabi itu, antara lain berisi: larangan
menumpahkan darah kecuali dengan haq dan larangan mengambil harta orang lain
dengan batil, karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan
larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan para isteri dengan baik dan
lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman
jahiliyah harus saling dimaafkan; balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana
berlaku dalam zaman jahiliyah tidak lagi dibenarkan; persaudaraan dan persamaan
di antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya harus diperlakukan dengan
baik, mereka makan seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian seperti apa
yang dipakai tuannya; dan yang terpenting adalah umat Islam harus selalu
berpegang kepada al Quran dan sunnah.
Badri yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam,
Dirasah Islamiyah II, menyimpulkan isi khutbah nabi di atas dengan
menyatakan bahwa khutbah nabi tersebut berisi prinsip-prinsip kemanusia,
persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas.
B. Strategi
Dakwah Nabi di Madinah
1. Meletakkan
Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat
Sesampainya di Madinah nabi segera meletakkan dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun nabi
adalah:
a. Membangun
mesjid. Mesjid yang dibangun nabi tidak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan
beragama (beribadah), akan tetapi dijadikan sebagai tempat bermusyawarah,
tempat mempersatuan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi
sebagai pusat pemerintahan.
b. Membangun
ukhuwah islamiyah. Dalam hal ini, nabi mempersaudarakan kaum anshar (muslim
Madinah) dengan kaum muhajirin (muslim Mekah), mempertemukan dan mengikat kaum
anshar dan muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan
demikian nabi telah membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata
dikarenakan hubungan darah, akan tetapi oleh ikatan agama (ideologi).
c. Menjalin
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang non muslim. Untuk menjaga stabilitas
di Madinah nabi menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang
masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagampun dibuat yang kemudian
dikenal dengan piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan
menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi. Setiap orang dijamin
keamanannya, dan diberikan kebebasan dalam hak-hak politik dan keagamaan.
Setiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam piagam
itu dicantumkan pula bahwa Muhammad menjadi kepala pemerintahan dan karena itu
otoritas mutlak diserahkan kepada beliau.
Terbentuknya negara Madinah membuat Islam semakin kuat. Pada
sisi lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan
Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini, mendorong orang Quraisy
dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk
itu nabi mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan
perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum
muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan
musuh-musuh mereka:
a. Perang
Badar
Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi
dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan
musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramadlan tahun ke-2 Hijrah.
Dengan perlengkapan yang sederhana nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat
ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan nabi
bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – 1000 orang. Dalam peperangan
ini nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Setelah kemenangan ini salah satu suku Badui yang kuat
tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan nabi. Tak lama kemudian, nabi
menyerang suku Yahudi Madinah, dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang
Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan menetap
di Adhri’at, perbatasan Syria.
b. Perang
Uhud
Kekalahan dalam perang Uhud semakin menimbulkan kebencian
Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas
kekalahan dalam perang Badar. Maka pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke
Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang
di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut nabi dengan sekitar 1000 pasukan.
Ketika pasukan nabi melewati batas kota, Abdullah bin Ubay
menarik 300 pasukan yang terdiri dari orang Yahudi dan kembali ke Madinah.
Dengan pasukan yang masih tersisa, 700 orang, nabi melanjutkan perjalanan.
Pasukan nabi dan pasukan Quraisy bertemu di bukit Uhud. Perang besarpun
berkobar. Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan
menaklukan pasukan pemanah nabi. Pasukan Quraisy kucar kacir. Namun, kemenangan
yang sudah diambang pintu gagal diraih karena pasukan nabi, termasuh pasukan
pemanah tergoda oleh harta peninggalan musuh.
Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah
dapat dilumpuhkan dan satu persatu pasukan nabi berguguran di medan pertempuran.
Dalam pertempuran ini sekitar 70 orang pasukan nabi gugur sebagai syuhada’.
Setelah peperengan ini nabi menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya.
Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan Abdullah
bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap di Khaibar.
c. Perang
Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan
musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan
24.000 pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas
usul Salman al Farisi umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Oleh karena
itu perang ini disebut dengan perang khandaq (parit). Selain itu, peperangan
ini disebut dengan perang ahzab (sekutu beberapa suku) karena bani Nadir
(orang Yahudi yang terusir dari Madinah), musyrikin Quraisy, dan beberapa suku
Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam.
Pasukan musuh yang hendak masuk ke madinah tertahan oleh
parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di
luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah
badai kencang menerpa dan memporak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini
memaksakan pasukan ahzab menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri
masing-masing tanpa mendapat hasil apapun.
Dalam suasana kritis, orang-orang Yahudi, Bani Quraizah di
bawah pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhiatan. Setelah musuh menghentikan
pengepungan dan meninggalkan Madinah para pengkhianat itu dihukum mati.
d. Perang
Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukan, namun tidak semua suku Arab
mau tunduk pada nabi Muhammad. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan
terhadap nabi, yaitu: bani Tsaqif di Taif, dan bani Hawazin di antara Mekah dan
Taif. Kedua suku ini berkomplot melawan nabi dengan alasan menuntut balas atas
berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam
ketika penaklukan Mekah.
Dengan kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan nabi,
tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat nabi dan pasukannya
dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya bani Tsaqif dan bani Hawazin
maka seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan nabi Muhammad.
e. Perang
Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh nabi
Muhammad. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas
keberhasilan nabi menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun
kekuatan yang sangat besar di utara jazirah Arab, Syria yang merupakan daerah
taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung bani Ghassan dan Bani
Lachmides.
Menghadapi peperangan ini banyak sekali kaum muslimin yang
“mendaftar” untuk turut berperang dan karena itu terhimpun pasukan yang sangat
besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi kecut
hatinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi tidak melakukan
pengejaran, akan tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, nabi membuat
perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian wilayah perbatasan itu dapat
dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan Islam
2. Surat
Nabi kepada Para Raja
Genjatan senjata antara nabi dengan musyrikin Quraisy telah
memberi kesempatan kepada nabi untuk melirik negeri-negeri lain sambil
memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh nabi adalah
dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut.
Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh nabi adalah raja Ghassan, Mesir,
Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satupun dari raja-raja tersebut menyambut
dan menerima ajakan nabi, semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang
menolak dengan baik dan simpati dan ada pula yang menolak dengan kasar seperti
yang dilakukan oleh raja Ghassan. Ia tidak sekedar menolak bahkan, utusan nabi
ia bunuh dengan kejam.
Untuk membalas perlakuan raja Ghassan nabi menyiap 3.000
orang pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara jazirah Arab.
Pasukan Islam kesulitan menghadapi tentara raja Ghassan yang dibantu oleh
Romawi. Beberapa orang pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran
itu. Melihat kenyatan ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik
pasukannya kembali ke Madinah.
3. Penaklukan
Mekah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, nabi
Muhammad dengan 1.000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan
ibadah haji. Karena itu, nabi beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian
ihram dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, nabi
dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu ijin
untuk masuk ke Mekah nabi dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi dan kaum
muslimin tidak dapat ijin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah perjanjian
Hudaibiyah.
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu: (1)
kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan
sampai tahundepan, (2) lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, (3) kaum
muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah
sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang
kembali ke Mekah, (4) selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara
masyarakat Madinah dan Mekah, dan (5) tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam
persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat
rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih
Ka’bah dan menguasai mekah terbuka kembali. Ada dua faktor yang mendorong nabi
untuk menguasai Mekah, yaitu: pertama, Mekah adalah pusat keagamaan
bangsa Arab; bila Mekah dapat dikuasai maka penyebaran Islam ke seluruh jazirah
Arab akan dapat dilakukan; kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang
yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah maka
kemungkinan orang-orang Quraisy, merupakan suku nabi sendiri, akan memeluk
Islam. Dengan Islamnya Quraisy Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun
kemudian, nabi bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan
perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena
melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah.
Dua tahun perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam
telah menjangkau seluruh jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi
ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya perjanjian Hudaibiyah. Oleh
karena itu mereka, secara sepihak membatalkan perjanjian tersebut. Oleh karena
itu, nabi Muhammad segera berangkat ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa
kesulitan nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh
sudut negeri dihancurkan. Setelah itu nabi berkhutbah memberikan pengampunan
bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu nabi menyatakan: “barang siapa yang
menyarungkan pedangnya ia akan aman, barang siapa yang masuk ke masjidil haram
ia akan aman, dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan
aman”. Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan
menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah
kekuasaan nabi.
Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat
besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu pada tahun
ke-9 dan 10 Hijrah (630 – 631 M) nabi menerima berbagai delegasi suku-suku
Arab, sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan
antar suku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab-pun
terwujud. Nabi Muhammad kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat
Arab yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para da’I dikirim ke
daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat.
Dua bulan kemudian, nabi jatuh sakit, dan pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H bertepatan
dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah isterinya, Aisyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar